Jaga, Anjing Penjaga Kami
Jaga, Anjing Penjaga Kami
Ada dua jenis makhluk hidup yang biasanya disukai manusia untuk hidup bersama di dalam rumah sebagai pilihan peliharaan, anjing dan kucing. Nah, saya mempunyai cerita tentang kehidupan bersama salah satu dari kedua makhluk hidup ini. Anjing.
Ketika menempati rumah dinas yang disediakan pemerintah di dalam kompleks sekolah pada tahun 2000, saya bersama isteri dan anak-anak memelihara anjing. Mengapa? Ada dua alasan kami memelihara anjing. Pertama sebagai kesenangan karena akan menemani di rumah. Ia akan menjadi makhluk pertama yang memberi isyarat bahwa ada tamu. Kedua, dialah yang akan menjaga lingkungan sekolah agar aman dari boboroknya karakter manusia yang suka membuang hajat di emper sekolah, termasuk cirik anjing lain yang setiap hari pagi para siswa harus membersihkan kotoran-kotoran itu.
Anjing yang kami pelihara tidak seekor atau dua ekor. Beberapa ekor kami pelihara. Ada manfaat ekonomi sebagai alasan ketiga. Anjing tertentu boleh kami jual oleh karena keinginan manusia untuk mengkonsumsi dagingnya. Tetapi, ada satu ekor yang kami pelihara lebih khusus untuk maksud keamanan di lingkungan sekolah.
Anjing yang satu ini kami beri nama Jaga.
Sebagai keluarga guru kami mempunyai tetangga yang juga adalah keluarga kami juga berhubung saya ditugaskan kembali ke kampung sendiri. Keluarga-keluarga kami bila hendak ke rumah selalu harus memanggil sebelum tiba di halaman rumah. Jaga, telah menjagai area kami sehingga ia selalu menjadi ancaman pada siapapun, kecuali sudah ia kenal oleh karena selalu datang ke rumah.
Jaga menjadi anjing yang amat galak. Galaknya Jaga bahkan pada tuannya sendiri pun ia gigit, terlebih bila ia sedang menikmati makanannya.
Berkali-kali para siswa ada yang menjadi korban kegalakannya. Suatu pagi, ia membawa pulang makanan berupa sebongkah daging dari pesta di dalam kampung. Orang sekampung amat takut kepada Jaga sehingga ketika ia mencuri daging, mereka terpaksa membiarkannya. Jaga, membawa daging itu dan menempatkannya di emper sekolah. Ia duduk menjaga daging itu.
Ketika pagi tiba, para siswa yang datang ke sekolah dicurigainya akan mengambil daging itu. Para siswa tidak dapat mendekati ruang-ruang kelas. Ia mengusir para siswa, bahwa saya sebagai tuannya pun ia kejar. Tapi akhirnya kami dapat menaklukannya.
Di waktu yang lain ia pernah menggigit seorang anak hingga pingsan. Ada pula yang ia gigit dalam sehari mencapai lebih dari lima siswa, dan tetamu yang datang ke rumah.
Beruntungnya bila tamu-tamu saya dari Amerika atau Australia datang, ia tidak menjahati mereka. Para tamu yang bule justru ia cium dan temani. Ketika para bule ini mau sekedar jalan-jalan dalam kampung, ia temani mereka.
Nah, mengapa ada bule yang sering ke kampung untuk bertemu dengan saya. Karena satu alasan. Saya seorang yang terpilih sebagai penerjemah alkitab ke dalam Bahasa Daerah Amarasi. Saya mulai merambah tugas ini sejak tahun 1998 sampai tahun 2014 bahkan sampai sekarang ketika saya dan tim sudah menyelesaikan Perjanjian Baru dan Kejadian dalam Bahasa Amarasi.
Ada satu kisah menarik, bahkan kisah ini kemudian menjadi viral di website resmi milik SIL International. Peristiwa ini terjadi pada 2 Januari 2011. Pagi itu isteri saya dan anak sulung kami berkendaraan motor ke Oesao. Jaga mengejar tanpa diketahui keduanya hingga ia tiba di persimpangan jalan utama di tengah hutan Sismeni. Di sana barulah keduanya mengetahui bahwa Jaga mengikuti mereka. Lalu mereka menyuruhnya pulang.
Jaga pulang tetapi ia tersesat. Ia salah mempersepsikan satu unit motor yang berbalik arah. Ia mengikuti motor ini hingga ke daerah selatan, desa terjauh dalam kecamatan Amarasi Selatan.
Mula-mula kami tidak mengetahui kemana hilangnya Jaga. Suatu Sabtu malam, seorang anggota Majelis Jemaat menyampaikan kepada saya dalam ibadah bahwa ada seekor anjing ditemuinya di Sahraen. Anjing itu persis Jaga. Ia menghadang perjalanan.
Saya sampaikan pada rekan anggota Majelis Jemaat itu bahwa, Jaga menghilang. Mulailah kami mencarinya. Selama beberapa hari kami mencari Jaga ke daerah selatan, sampai akhirnya kami menemukannya. Ketika ditemukan, banyak cerita sampai kepada kami.
Seorang pemuda dari desa Sahraen turut mengantar Jaga ke rumah kami. Saat itu anak-anak sedang membawa ketupat untuk ibadah syukuran natal. Jaga yang dicintai anak-anak, mereka semua datang mendekat kepadanya. Ia menerima hadiah natal berupa ketupat dari anak-anak. Sementara pemuda yang turut mengantarkan Jaga bercerita banyak hal kepada kami.
Dua lokasi yang dijadikan area tidur Jaga adalah sekolah dan gereja. Di sanalah Jaga selalu berbaring. Mengapa sekolah? Karena lingkungan dimana ia tinggal adalah sekolah. Sementara ia memilih gereja karena setiap minggu ia ikut bergereja.
Satu cerita menarik lainnya yang menjadikannya viral ialah, Jaga dikenal sebagai milik pak Roni Bani si penerjemah alkitab. Jadilah cerita itu dicatat oleh tamu-tamu yang datang dari sebagai sahabat dalam rangka tugas gerejawi itu. Mereka mencatatkan cerita itu dan membawanya, menempatkannya di website SIL International sebagai Jaga the misionariy dog. Ia membantu menyebarkan kabar bahwa di Koro'oto desa Nekmese menetap seorang penerjemah alkitab. Tugas terjemahan itu sementara berlangsung dan semua yang mendengar kisah itu berdoa agar tugas itu dapat sampai akhirnya dalam kuasa Tuhan.
Jaga semakin tua. Suatu ketika saya berkerinduan, biarlah ia mati dan dikuburkan. Tetapi beberapa saudara menghendaki dagingnya. Saya sungguh teramat sedih bila ia harud didagingkan. Saudara-saudara di sekitar saya terus menerus memaksa.
Saya terpaksa memberikannya dengan syarat. Jaga baru boleh didagingkan bila saya tidak berada di dalam kampung. Jadilah demikian. Saya mendapat kesempatn berkunjung ke Kolana Alor Timur bersama rombongan dari Unit Bahasa dan Budaya GMIT. Di sana kami akan mengikuti kebaktian/ibadah peluncuran Injil Markus bahasa Wersing.
Ketika saya tidak berada di kampung, Jaga mereka jagal. Berakhirlah kisah hidup Jaga.
Saya pulang, Jaga sudah tiada. Hati ini sakit. Saya masih mempunyai beberapa ekor anjing. Saya terus memelihara anjing sampai saat ini.
Koro'oto, 11 Juni 2020
Komentar
Posting Komentar