Libur pada Hari Raya Keagamaan
Libur pada Hari Raya Keagamaan
"Yes...Hore ... . Bae ju ee kotong su libur."
Libur menjadi bahasa dan pembahasan tersendiri bagi anak sekolah
"Bae su ee..su bisa libur ko rasa ame kebersamaan dengan keluarga."
Nah, Kebersamaan dengan keluarga menjadi bagian pembahasan dan perencanaan dari sebagian besar orang dewasa yang bekerja pada suatu instansi yang bersifat kedinasan dan swasta.
"Bae su dong su libur jadi bisa bantu-bantu di rumah, bantu patah jagung di kebun karena musim panen adalah harapan setiap orang tua."
"Bae su su libur jadi kotong bikin pesta."
Ini bagi mereka yang hendak melaksanakan acara keluarga dan pesta lainnya dan masih banyak pembahasan, perencanaan dan harapan lain tentang liburan.
Benarkah hari libur dinantikan?
Oh ia...hari libur adalah hari yang dinantikan dengan berbagai perencanaan untuk dilakukan.
Bagaimana tentang liburan kali ini pada masa raya keagamaan?
Liburan kali ini di tiap perencanaan tidak direstui cuaca namun dihantar pada perenungan pribadi berdasarkan kepercayaan yang dianut.
Ada sebagian orang memanfaatkan liburan untuk bertemu dengan keluarga berbagi kebahagiaan, menyelesaikan pekerjaan yang tertinggal juga yang ada dan harus segera dikerjakan, membuat acara-acara keluarga dan kesenangan lainnya.
Banyak hal kita lakukan pada liburan masa kini namun sejatinya pendidikan agama sepenuhnya di rumah.
Orang tua dan lingkungan perlu memiliki agenda yang tepat bagi hari libur pada hari raya keagamaan bagi anak karena sekolah hanya sebagian kecil ruang belajar bagi anak. Sebagian besar waktu anak justru dihabiskan di rumah atau di tempat lain di luar sekolah.
Penting bagi orang tua untuk memanfaatkan waktu libur bagi anak-anak untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan namun menjadi kewajiban bagi tiap orang tua agar menuntun anak-anak kembali berefleksi tentang kehidupan agar terwujud pembaharuan karakter dan hal baik lainnya.
Bagi orang dewasa penting untuk memanfaatkan waktu libur berbagi kebahagiaan bersama keluarga, melakukan acara-acara keluarga namun menjadi kewajiban untuk bertemu Tuhan. Mengapa? Mungkin tidak semua orang demikian namun pada kenyataannya ketika kembali pada habitat banyak kesibukan yang dilakukan hingga lupa untuk sejenak duduk menikmati anugerah Tuhan, berefleksi tentang kebesaran Tuhan dan membangun mezbah keluarga.
Libur pada masa raya keagamaan merupakan salah satu bentuk toleransi yang harus kita wujudkan agar tercipta kenyamanan dan kerukunan umat beragama.
Libur pada masa raya keagamaan membutuhkan kepekaan terhadap tiap perencanaan dan lingkungan sosial.
Libur menuntut tiap kita untuk berkolaborasi dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta keberhasilan yang kita peroleh untuk membawa perubahan bagi keluarga dan lingkungan sosial sebagai wujud pemaknaan terhadap masa raya keagamaan.
Libur memberi ruang dan waktu untuk kita memberikan sumbangsih dan dampak positif bagi kehidupan beragama, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Makna libur akan terasa dan dikenang apabila kita melakukan aksi bukan sekedar kata. Mari menikmati masa liburan, biarlah liburan kali ini menyenangkan dan menjadi memori indah dimasa yang akan datang.
Pernulis: Merdana S. Ora
Komentar
Posting Komentar